VITAMIN C
Kadar Vitamin C Pada Jambu Biji Merah
1.
Definisi Vitamin C
Asam askorbat (Vitamin
C) adalah suatu
heksosa dan diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang
erat kaitannya dengan
monosakarida.Vitamin C mudah
diabsorbsi secara aktif dan
mungkin pula secara
difusi pada bagian
atas usus halus
lalu masuk keperedaran darah
melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20
dan 120 mg
sehari.Tubuh dapat menyimpan
hingga 1500 mg
vitamin C, bila konsumsi mencapai
100 mg sehari.(Sunita Almatsier,2001).
Peranan utama vitamin
C adalah dalam
pembentukan kolagen
interseluler.Kolagen merupakan senyawa
protein yang banyak
terdapat dalam tulang rawan,kulit bagian
dalam tulang,dentin, dan
vasculair endothelium. Asam
askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam
amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.
Sumber Vitamin C Selain Jeruk
Seperti
yang sudah dijelaskan di awal, sumber vitamin C bukan hanya jeruk. Dan berikut
ini kami pilihkan beberapa jenis makanan yang mengandung vitamin C terbaik.
1. Buah Pepaya
Satu buah pepaya ukuran kecil sekitar 157 gram
memiliki 95,6 miligram vitamin C. Secangkir pepaya yang dihaluskan memiliki 140
miligram. Pepaya memiliki kandungan vitamin A tinggi, kaya folat dan serat.
2. Buah Paprika merah
Satu cangkir isi paprika merah yang telah
diiris memiliki 190,3 miligram vitamin C. Pada paprika hijau memiliki 119,8 miligram.
3. Brokoli
Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun
brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol berwarna putih. Satu porsi
brokoli mengandung sekitar 132 miligram vitamin C. Cara terbaik dalam mengolah
brokoli adalah dengan dikukus, agar segala vitamin dan nutrisi penting di
dalamnya tak hilang selama proses pemasakan.
4. Kubis
Dua cangkir
kubis memiliki 160,8 miligram vitamin C. Bahan sayuran ini kaya vitamin A, C,
dan K, serta fitonutrien dan serat.
5. Stroberi
Keluarga
buah berry yang satu ini bukan cuma kaya akan antioksidan, tetapi juga vitamin
C tinggi. Rasanya yang lezat bisa dijadikan pilihan camilan menyehatkan dan
asupan vitamin C selain dari buah jeruk. Satu porsi stroberi 147 gram memiliki
86,5 miligram vitamin C.
6. Buah Kiwi
Buah kiwi yang normal berbentuk oval,
kira-kira sebesar telur ayam (5–8 cm dengan diameter 4.5–5.5 cm). Buah ini kaya
serat dan vitamin C, dengan kulit berwarna hijau-kecokelatan dan daging buah
berwarna hijau terang atau keemasan. Tekstur buah ini sangat halus dan rasanya
unik. Satu buah kiwi memiliki kandungan vitamin C sebanyak 137,2 miligram.
7. Kembang kol
Satu kepala kecil kembang kol dengan diameter
empat inci memiliki 127,7 miligram vitamin C
8. Mini kol (brussels sprouts)
9. Ubi jalar
Ubi jalar tidak memiliki vitamin C sebanyak
jeruk. Tapi, bahan makanan ini bisa
dipertimbangkan karena satu ubi jalar besar mengandung 35,3 miligram vitamin C.
10. Blewah
Sama
seperti ubi jalar, Blewah juga tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Satu
porsi blewah memiliki 49,2 miligram vitamin C.
11. Cabai rawit
Dibandingkan dengan buah jeruk, rupanya cabai
rawit punya vitamin C yang lebih tinggi. Akan tetapi konsumsi berlebihan jelas
tidak baik bagi lambung. Setidaknya mengonsumsi makanan pedas ternyata memberi
asupan sedikit vitamin C untuk tubuh.
12. Jambu biji
Buah jambu
biji bisa dinikmati secara langsung atau diolah menjadi jus jika ingin
mendapatkan nutrisi vitamin C di dalamnya. Beberapa orang suka jambu biji yang
matang, sementara yang lain memilih yang agak mentah.
13. Grapefruit
Sebenarnya,
grapefruit masih bersaudara dengan buah jeruk. Maka dari itu, buah yang satu
ini juga mengandung vitamin C tinggi. Grapefruit cocok dijadikan menu sarapan
karena buah tersebut juga kaya akan serat.
Saat ini banyak sekali minuman
kemasan yang menyediakan vitamin C tinggi. Namun, yang alami tentu saja lebih baik.
2. Nama dan Struktur
a. Nama umum : Vitamin C, Asam karbonat, Asam
ceritamat
1) Vitamin C
Nama ini pertama kali diusulkan J.C.Drummond pada
tahun 1920 untuk menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati
penyakit “scurvy”.
2) Asam askorbat
Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan
Hawort pada tahun 1933.
3) Asam ceritamat(Ceritamic acid)
Nama ini diperkenalkan oleh badan kimia dan
farmasi Amerika Serikat (Council on Fhharmacy and Chemistry of the Amerika
Medical Association).Organisasi ini kemudian mengubah nama tersebut menjadi
asam askorbat.
b.
Nama Trivial : Asam heksuronat, Anti-scorbutin,
Vitamin scorbutamin
d. Rumus empiris : C6H8O6
e. Berat molekul : 176,1
f. Struktur vitamin C
3-Okso-L-gulo-furano
(farmakope Indonesia. Edisi IV,
1995)
3. Fungsi vitamin C
Fungsi vitamin
C di dalam
tubuh bersangkutan dengan
sifat alamiahnya sebagai antioksidan.Meskipun mekanismenya
yang belum diketahui, tetapi tampakny Vitamin C
berperan serta di
dalam banyak proses
metabolism yang berlangsung
di dalam jaringan tubuh.fungsi
fisiologis yang telah diketahui memerlukan Vitamin ialah:
a.
Kesehatan substansi matrik jaringan ikat.
b. Integritas epitel melalui
kesehatan zat perekat antar sel.
c.
Mekanisme immuitas dalam
rangka daya tahan
tubuh terhadap berbagai
serangan penyakit dan toksin.
d. Kesehatan epitel pembluh darah.
e.
Penurunan kadar kolesterol, dan
f.
Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi.
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000).
4. Sifat Vitamin C
Vitamin C sangat mudah larut
dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam
alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolute atau 100
ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter,
chloroform, minyak dan sejenisnya. Sifat
yang paling utama
dari Vitamin C
adalah kemampuan mereduksinya
yang kuat dan mudah
teroksidasi yang dikatalis
oleh beberapa logam,
terutam Cu dan Ag.(Nuri Andarwulan,Sutrisno
Koswara,1992).
5. Sumber Vitamin C
Sumber Vitamin
C di dalam
bahan makanan terutama
buah-buahan segar dan dengan kadar yang lebih rendah juga di
dalam sayuran segar. Di dalam buah, Vitamin C terdapat denga konsentrasi tinggi
di bagian kulit buah, agak lebih rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih
rendah lagi di dalam bijinya.
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000).
6. Identifikasi
a. Pemeriksaan pendahuluan
Organoleptis :
Ø
Bentuk : Hablur atau serbuk
Ø
Warna : putih atau agak kuning
Ø
Rasa : Asam
Ø
Bau : Tidak spesifik
b. Reaksi warna
Ø
Mereduksi kuat larutan Iod 0,1 N
Ø
Menghilangkan warna larutan dikhlorofenolindofenol
Ø
Zat dialkalikan dengan borat atau dengan Na2CO3 + 1 tetes FeSO4 → ungu biru
+ asam → berbuih, warna hilang
Ø
Zat + Ag amoniakal → cermin perak
Ø
Larutan + NaOH + Cu asetat → jingga
Ø
Larutan + Na-nitroprusida di tambah NaOH → kuning
Ø
Larutan + Na-nitroprusida di tambah HCl → biru
Ø
Reaksi SZEST-GLYIRGYL (Larutan dalam air + NaOH 0,1 N sampai asam lemah + 1
tetes FeSO4 → Ungu)
Ø
Reaksi LUFF → Mereduksi ( Zat + pereaksi Luff, panaskan di WB → ↓ Cu2O (
merah bata))
Ø
Reaksi FEHLING → Mereduksi( Zat + pereaksi Fehling A: Fehling B (1:1) +
NaOH 2N ad alkalis, panaskan di WB → ↓ Cu2O ( merah bata)
Ø
Reaksi BARFOED → Mereduksi ( 3 ml pereaksi Barfoed + 1 ml larutan sampel,
panaskan di WB → ↓ Cu2O ( merah bata))
Ø
Reaksi Cuprifil ( Zat + NaOH ad alkalis + CuSO4 1% → ungu biru )
Ø
Larutan + NaOH → Merah, tidak berwarna merah bila dalam
Ø
ampuran Dipijar kuning
7. Identifikasi berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV
1.
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam Kalium bromida
P yang menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada
Asam Askorbat BPFI.
2.
Larutan (1 dalam 50) mereduksi tembaga (II) tartrat alkali LP secara
perlahan-lahan pada suhu kamar, tetapi lebih cepat bila dipanaskan.
8. Penetapan Kadar
1. Asam-basa (DAB VII hal 521)
Timbang seksama 0,3 gr asam askorbat, larutkan
dalam 20 ml air dan tambahkan 0,2 ml larutan indikator fenolftalein, kemudan
titrasi dengan NaOH, hingga terbentuk warna merah pertama yang stabil selama 5
detik.
1 ml NaOH 0,1 ~17,61 C6H8O6 (1 grol = 1 grek)
9. Metode penetapan kadar Vitamin C
a. Metode Fisik
1) Metode
spektroskopis
Metode ini
berdasarkan pada kemampuan
vitamin C yang
terlarut dalam air untuk
menyerap sinar ultraviolet,
dengan panjang gelombang
meksimum pada 256 nm.
2) Metode
polarografi
Metode ini
berdasarkan pada potensial
oksidasi asam askorbat
dalam larutan asam atau
bahan pangan yang
bersifat asam, misalnya
ekstrak buah-buahan dan sayuran.
b. Metode Kimia
1) Titrasi
dengan iodin
Kandungan
vitamin C dalam larutan
murni dapat ditentukan secara
titrasi menggunakan larutan 0,01 N iodin.
2) Titrasi
dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye
Pengukuran
vitamin C dengan
titrasi menggunakan 2,6-dikhlrofenol indofenol pertama kali
dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
3) Titrasi
dengan methylelen-blue (biru metilen)
Asam
askorbat dapat direduksi
methylelen-blue dengan bantuan
cahaya menjadi bentuk senyawa leuco (leuco- methylelen-blue).
4) Metode
tauber
Larutan
vitamin C dalam
asam asetat ditambah
/dicampurkan dengan larutan
ferrisulfat dan asam folat, kemudian ditambahkan larutan permanganat yang akan
membentuk warna biru.
5) Tes
Furfutal
Jika
vitamin C dididihkan
dalam asam klorida
akan membentuk furfutal,
yang
jumlahnya dapat ditentukan
dengan aniline phtorogencinal atau
dengan
resarsinol.
c. Metode biokimia
Metode
ini berdasarkan kemampuan
enzim asam askorbat
oksidase untuk mengoksidasi asam
askorbat.
d. Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan
fisika untuk menentukan vitamin C,
metode biologi tetap
merupakan metode penentu
vitamin C yang paling realistis dan paling mendekati
kebenaran.
10. Penetapan Kadar Vitamin C
Penetapan kadar
Vitamin C dalam
suasana asam akan
mereduksi larutan dye membentuk
larutan yang tidak
berwarna. Apabila semua
asam askorbat sudah
mereduksi
larutan dye sedikit
saja akan terlihat
dengan terjadinya perubahan warna (Merah jambu). Metode Titrasi
dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol
atau larutan dye
sekarang merupaan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan
kadar Vitamin C dalam bahan pangan.
Banyak modifikasi telah
dilakukan untuk memperbaiki
hasil pengukuran yang didasarkan
pada penghilangan pengaruh
senyawa-senyawa penganggu
yang terdapat dalam
bahan pangan.Disamping mengoksidasi
Vitamin C, pereaksi indofenol
juga mengoksidasi senyawa-senyawa lain,
misalny piridium, bentuk
tereduksi dari turunan asam nikotinat dan riboflavin. Dalam larutan Vitamin C
terdapat juga bentuk dehydro asam askorbat yang tidak tertitrasi oleh
indofenol atau tidak
dapat ditentukan jumlahnya
dengan senyawa
indofenol.Agar dapat menghitung
jumlah dehydro asam
askorbat, diperlukan perlakuan
pendauluan untuk mengubah bentuk dehydro asam askorbat menjadi asam askorbat. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam larutan.Kadang dilakukan
suatu modifikasi untuk
menyempurnakan hasil sebagai berikut,
yaitu: menentukan senyawa-senyawa pereduksi
yang tertinggal (selain Vitamin
C) dengan cara
titrasi (Titasi pertama)
dan kandungan Vitamin
C ditentukan dengan titrasi indofenol (Titrasi kedua).Selisih antara
nilai yang diperoleh dari titrasi kedua dan titrasi pertama merupakan jumlah
atau konsentrasi pertama dari bahan pangan. Karena jumlah
dehydro asam askorbat
dari jaringan segar
sangat kecil dan
tidak berarti sebagai Vitamin
C (Tetapi dalam
bahan-bahan yang disimpan,
jumlahnya cukup besar) maka
adar Vitamin C
dapat ditentukan dengan
titrasi secara langsung menggunakan larutan
dye. Tapi untuk bahan
pangan yang akan
diukur kandungan Vitamin C-nya
harus dilarutkan denan
asam kuat terlebih
dahulu. Asam kuat yang dapat
digunakan antara lain
asam asetat, asam
trikhloroasetat, asam metafosfat,
dan asam oksalat.Penggunaan asam yang dimaksud untuk mengurangi oksidasi
Vitamin C oleh enzim-enzim oksidasi
dan pengaruh glutation
yang terdapat dalam
jaringan tanaman. Titrasi
dilakukan dengan segera
setelah perlakuan selesai.(Nuri Andarwulan,Sutrisno
Koswara,1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar