Sabtu, 04 Januari 2014

Vitamin C



VITAMIN C
Kadar Vitamin C Pada Jambu Biji Merah

1.  Definisi Vitamin C
Asam  askorbat  (Vitamin  C)  adalah  suatu  heksosa  dan  diklasifikasikan  sebagai karbohidrat  yang  erat  kaitannya  dengan  monosakarida.Vitamin  C  mudah  diabsorbsi secara  aktif  dan  mungkin  pula  secara  difusi  pada  bagian  atas  usus  halus  lalu  masuk keperedaran darah melalui vena porta.Rata-rata absorpsi adalah 90% untuk konsumsi diantara  20  dan  120  mg  sehari.Tubuh  dapat  menyimpan  hingga  1500  mg  vitamin  C, bila konsumsi mencapai 100 mg sehari.(Sunita Almatsier,2001).
Peranan  utama  vitamin  C  adalah  dalam  pembentukan  kolagen interseluler.Kolagen  merupakan  senyawa  protein  yang  banyak  terdapat  dalam  tulang rawan,kulit  bagian  dalam  tulang,dentin,  dan  vasculair  endothelium.  Asam  askorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin.

Sumber Vitamin C Selain Jeruk
 Seperti yang sudah dijelaskan di awal, sumber vitamin C bukan hanya jeruk. Dan berikut ini kami pilihkan beberapa jenis makanan yang mengandung vitamin C terbaik.

1. Buah Pepaya
 Satu buah pepaya ukuran kecil sekitar 157 gram memiliki 95,6 miligram vitamin C. Secangkir pepaya yang dihaluskan memiliki 140 miligram. Pepaya memiliki kandungan vitamin A tinggi, kaya folat dan serat.
2. Buah Paprika merah
 Satu cangkir isi paprika merah yang telah diiris memiliki 190,3 miligram vitamin C. Pada paprika hijau memiliki 119,8 miligram.
3. Brokoli
 Brokoli paling mirip dengan kembang kol, namun brokoli berwarna hijau, sedangkan kembang kol berwarna putih. Satu porsi brokoli mengandung sekitar 132 miligram vitamin C. Cara terbaik dalam mengolah brokoli adalah dengan dikukus, agar segala vitamin dan nutrisi penting di dalamnya tak hilang selama proses pemasakan.
4. Kubis
 Dua cangkir kubis memiliki 160,8 miligram vitamin C. Bahan sayuran ini kaya vitamin A, C, dan K, serta fitonutrien dan serat.
5. Stroberi
 Keluarga buah berry yang satu ini bukan cuma kaya akan antioksidan, tetapi juga vitamin C tinggi. Rasanya yang lezat bisa dijadikan pilihan camilan menyehatkan dan asupan vitamin C selain dari buah jeruk. Satu porsi stroberi 147 gram memiliki 86,5 miligram vitamin C.
6. Buah Kiwi
 Buah kiwi yang normal berbentuk oval, kira-kira sebesar telur ayam (5–8 cm dengan diameter 4.5–5.5 cm). Buah ini kaya serat dan vitamin C, dengan kulit berwarna hijau-kecokelatan dan daging buah berwarna hijau terang atau keemasan. Tekstur buah ini sangat halus dan rasanya unik. Satu buah kiwi memiliki kandungan vitamin C sebanyak 137,2 miligram.
7. Kembang kol
 Satu kepala kecil kembang kol dengan diameter empat inci memiliki 127,7 miligram vitamin C
8. Mini kol (brussels sprouts)
 Brussels sprouts memiliki 48,4 miligram vitamin c. Sayuran ini kaya riboflavin, zat besi, mangesium, vitamin A dan kaya serat.
9. Ubi jalar
 Ubi jalar tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Tapi, bahan makanan ini bisa dipertimbangkan karena satu ubi jalar besar mengandung 35,3 miligram vitamin C.
10. Blewah
 Sama seperti ubi jalar, Blewah juga tidak memiliki vitamin C sebanyak jeruk. Satu porsi blewah memiliki 49,2 miligram vitamin C.
11. Cabai rawit
 Dibandingkan dengan buah jeruk, rupanya cabai rawit punya vitamin C yang lebih tinggi. Akan tetapi konsumsi berlebihan jelas tidak baik bagi lambung. Setidaknya mengonsumsi makanan pedas ternyata memberi asupan sedikit vitamin C untuk tubuh.
12. Jambu biji
 Buah jambu biji bisa dinikmati secara langsung atau diolah menjadi jus jika ingin mendapatkan nutrisi vitamin C di dalamnya. Beberapa orang suka jambu biji yang matang, sementara yang lain memilih yang agak mentah.
13. Grapefruit
 Sebenarnya, grapefruit masih bersaudara dengan buah jeruk. Maka dari itu, buah yang satu ini juga mengandung vitamin C tinggi. Grapefruit cocok dijadikan menu sarapan karena buah tersebut juga kaya akan serat.
Saat ini banyak sekali minuman kemasan yang menyediakan vitamin C tinggi. Namun, yang alami tentu saja lebih baik.

2.  Nama dan Struktur
a.  Nama umum : Vitamin C, Asam karbonat, Asam ceritamat  
1) Vitamin C
Nama ini pertama kali diusulkan J.C.Drummond pada tahun 1920 untuk menamakan suatu senyawa yang dapat mencegah dan mengobati penyakit “scurvy”.
2) Asam askorbat
Pertama kali diusulkan oleh Szent-Gyorgyi dan Hawort pada tahun 1933. 
3) Asam ceritamat(Ceritamic acid)
Nama ini diperkenalkan oleh badan kimia dan farmasi Amerika Serikat (Council on Fhharmacy and Chemistry of the Amerika Medical Association).Organisasi ini kemudian mengubah nama tersebut menjadi asam askorbat.
b.      Nama Trivial : Asam heksuronat, Anti-scorbutin, Vitamin scorbutamin
d.   Rumus empiris       : C6H8O6
e.  Berat molekul         : 176,1
f.  Struktur vitamin C
H       

  3-Okso-L-gulo-furano

(farmakope Indonesia. Edisi IV, 1995)

3.  Fungsi vitamin C
Fungsi  vitamin  C  di  dalam  tubuh  bersangkutan  dengan  sifat  alamiahnya  sebagai antioksidan.Meskipun mekanismenya yang belum diketahui, tetapi tampakny Vitamin C  berperan  serta  di  dalam  banyak  proses  metabolism  yang  berlangsung  di  dalam jaringan tubuh.fungsi fisiologis yang telah diketahui memerlukan Vitamin ialah:
a.  Kesehatan substansi matrik jaringan ikat.
b. Integritas epitel melalui kesehatan zat perekat antar sel.
c.  Mekanisme  immuitas  dalam  rangka  daya  tahan  tubuh  terhadap  berbagai
serangan penyakit dan toksin.
d. Kesehatan epitel pembluh darah.
e.  Penurunan kadar kolesterol, dan
f.  Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi-geligi.
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000).

4.  Sifat Vitamin C
Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1 gram dapat larut sempurna dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 gram larut dalam 50 ml alkohol absolute atau 100
ml gliserin) dan tidak larut dalam benzene, eter, chloroform, minyak dan sejenisnya. Sifat  yang  paling  utama  dari  Vitamin  C  adalah  kemampuan  mereduksinya  yang kuat  dan  mudah  teroksidasi  yang  dikatalis  oleh  beberapa  logam,  terutam  Cu  dan Ag.(Nuri Andarwulan,Sutrisno Koswara,1992).
5.  Sumber Vitamin C
Sumber  Vitamin  C  di  dalam  bahan  makanan  terutama  buah-buahan  segar  dan dengan kadar yang lebih rendah juga di dalam sayuran segar. Di dalam buah, Vitamin C terdapat denga konsentrasi tinggi di bagian kulit buah, agak lebih rendah terdapat di dalam daging buah dan lebih rendah lagi di dalam bijinya. 
(Prof.Dr.Achmad Djaeni Sediaoetama,M.Sc,2000).

6. Identifikasi
a. Pemeriksaan pendahuluan
 Organoleptis :
Ø       Bentuk : Hablur atau serbuk
Ø      Warna  : putih atau agak kuning
Ø       Rasa    : Asam
Ø       Bau      : Tidak spesifik
b. Reaksi warna
Ø      Mereduksi kuat larutan Iod 0,1 N
Ø      Menghilangkan warna larutan dikhlorofenolindofenol
Ø      Zat dialkalikan dengan borat atau dengan Na2CO3 + 1 tetes FeSO4 → ungu biru + asam → berbuih, warna hilang
Ø      Zat + Ag amoniakal → cermin perak
Ø      Larutan + NaOH + Cu asetat → jingga
Ø      Larutan + Na-nitroprusida di tambah NaOH → kuning
Ø      Larutan + Na-nitroprusida di tambah HCl → biru
Ø      Reaksi SZEST-GLYIRGYL (Larutan dalam air + NaOH 0,1 N sampai asam lemah + 1 tetes FeSO4 →   Ungu)
Ø      Reaksi LUFF → Mereduksi ( Zat + pereaksi Luff, panaskan di WB → ↓ Cu2O ( merah bata))
Ø      Reaksi FEHLING → Mereduksi( Zat + pereaksi Fehling A: Fehling B (1:1) + NaOH 2N ad alkalis, panaskan di WB → ↓ Cu2O ( merah bata)
Ø      Reaksi BARFOED → Mereduksi ( 3 ml pereaksi Barfoed + 1 ml larutan sampel, panaskan di WB    → ↓ Cu2O ( merah bata))
Ø      Reaksi Cuprifil ( Zat + NaOH ad alkalis + CuSO4 1% → ungu biru )
Ø      Larutan + NaOH → Merah, tidak berwarna merah bila dalam
Ø      ampuran Dipijar kuning

7. Identifikasi berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV
1.      Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam Kalium bromida P yang menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Asam Askorbat BPFI.
2.      Larutan (1 dalam 50) mereduksi tembaga (II) tartrat alkali LP secara perlahan-lahan pada suhu kamar, tetapi lebih cepat bila dipanaskan.

8. Penetapan Kadar
1. Asam-basa (DAB VII hal 521)
Timbang seksama 0,3 gr asam askorbat, larutkan dalam 20 ml air dan tambahkan 0,2 ml larutan indikator fenolftalein, kemudan titrasi dengan NaOH, hingga terbentuk warna merah pertama yang stabil selama 5 detik.
1 ml NaOH 0,1 ~17,61 C6H8O6                   (1 grol = 1 grek)

9.  Metode penetapan kadar Vitamin C
a.  Metode Fisik
1)  Metode spektroskopis
Metode  ini  berdasarkan  pada  kemampuan  vitamin  C  yang  terlarut  dalam air  untuk  menyerap  sinar  ultraviolet,  dengan  panjang  gelombang  meksimum pada 256 nm. 
2)  Metode polarografi
Metode  ini  berdasarkan  pada  potensial  oksidasi  asam  askorbat  dalam larutan  asam  atau  bahan  pangan  yang  bersifat  asam,  misalnya  ekstrak  buah-buahan dan sayuran.

b.  Metode Kimia
1)  Titrasi dengan iodin 
Kandungan  vitamin  C dalam  larutan  murni dapat ditentukan  secara titrasi menggunakan larutan 0,01 N iodin.
2)  Titrasi dengan 2,6-dikhlrofenol indofenol atau larutan dye
Pengukuran  vitamin  C  dengan  titrasi  menggunakan  2,6-dikhlrofenol indofenol pertama kali dilakukan oleh Tillmas pada tahun 1972.
3)  Titrasi dengan methylelen-blue (biru metilen)
Asam  askorbat  dapat  direduksi  methylelen-blue  dengan  bantuan  cahaya menjadi bentuk senyawa leuco (leuco- methylelen-blue).
4)  Metode tauber 
Larutan  vitamin  C  dalam  asam  asetat  ditambah  /dicampurkan  dengan larutan ferrisulfat dan asam folat, kemudian ditambahkan larutan permanganat yang akan membentuk warna biru.
5)  Tes Furfutal
Jika  vitamin  C  dididihkan  dalam  asam  klorida  akan  membentuk  furfutal,
yang  jumlahnya  dapat  ditentukan  dengan  aniline  phtorogencinal  atau  dengan
resarsinol.

c.  Metode biokimia
Metode  ini  berdasarkan  kemampuan  enzim  asam  askorbat  oksidase  untuk mengoksidasi asam askorbat.  

d.  Metode biologi
Walaupun banyak diganti dengan metode kimia dan fisika untuk  menentukan vitamin  C,  metode  biologi  tetap  merupakan  metode  penentu  vitamin  C  yang paling realistis dan paling mendekati kebenaran. 

10.  Penetapan Kadar Vitamin C
Penetapan  kadar  Vitamin  C  dalam  suasana  asam  akan  mereduksi  larutan  dye membentuk  larutan  yang  tidak  berwarna.  Apabila  semua  asam  askorbat  sudah
mereduksi  larutan  dye  sedikit  saja  akan  terlihat  dengan  terjadinya  perubahan warna (Merah jambu). Metode  Titrasi  dengan  2,6-dikhlrofenol  indofenol  atau  larutan  dye  sekarang merupaan metode yang paling banyak digunakan untuk menentukan kadar Vitamin C dalam  bahan  pangan.  Banyak  modifikasi  telah  dilakukan  untuk  memperbaiki  hasil pengukuran  yang  didasarkan  pada  penghilangan  pengaruh  senyawa-senyawa penganggu  yang  terdapat  dalam  bahan  pangan.Disamping  mengoksidasi  Vitamin  C, pereaksi  indofenol  juga  mengoksidasi  senyawa-senyawa  lain,  misalny  piridium, bentuk tereduksi dari turunan asam nikotinat dan riboflavin. Dalam larutan Vitamin C terdapat juga bentuk dehydro asam askorbat yang tidak tertitrasi  oleh  indofenol  atau  tidak  dapat  ditentukan  jumlahnya  dengan  senyawa indofenol.Agar  dapat  menghitung  jumlah  dehydro  asam  askorbat,  diperlukan perlakuan pendauluan untuk mengubah bentuk dehydro asam askorbat menjadi asam askorbat. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambahkan gas nitrogen atau CO2 ke dalam  larutan.Kadang  dilakukan  suatu  modifikasi  untuk  menyempurnakan  hasil sebagai  berikut,  yaitu:  menentukan  senyawa-senyawa  pereduksi  yang  tertinggal (selain  Vitamin  C)  dengan  cara  titrasi  (Titasi  pertama)  dan  kandungan  Vitamin  C ditentukan dengan titrasi indofenol (Titrasi kedua).Selisih antara nilai yang diperoleh dari titrasi kedua dan titrasi pertama merupakan jumlah atau konsentrasi pertama dari bahan pangan. Karena  jumlah  dehydro  asam  askorbat  dari  jaringan  segar  sangat  kecil  dan  tidak berarti  sebagai  Vitamin  C  (Tetapi  dalam  bahan-bahan  yang  disimpan,  jumlahnya cukup  besar)  maka  adar  Vitamin  C  dapat  ditentukan  dengan  titrasi  secara  langsung menggunakan  larutan  dye. Tapi  untuk  bahan  pangan  yang  akan  diukur  kandungan Vitamin  C-nya  harus  dilarutkan  denan  asam  kuat  terlebih  dahulu. Asam  kuat  yang dapat  digunakan  antara  lain  asam  asetat,  asam  trikhloroasetat,  asam  metafosfat,  dan asam oksalat.Penggunaan asam yang dimaksud untuk mengurangi oksidasi Vitamin C oleh  enzim-enzim  oksidasi  dan  pengaruh  glutation  yang  terdapat  dalam  jaringan tanaman. Titrasi  dilakukan  dengan  segera  setelah  perlakuan  selesai.(Nuri Andarwulan,Sutrisno Koswara,1992).







Tidak ada komentar:

Posting Komentar